15 Perkara Penyebab Bencana
“Telah nampak kerusakan di darat dan di
laut disebabkan karena perbuatan tangan manusi, supay Allah merasakan
kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka
kembali (ke jalan yang benar).” (Q.s Ar Rum : 41)
“Dan Seandainya penduduk kota-kota
beriman serta bertakwa niscaya Kami akan membukakan bagi mereka
keberkatan dari langit dan bumi, tetapi mereka telah mendustakan, maka
Kami menimpakan azab kepada mereka karena apa yang telah mereka
usahakan (Al-A’rāf:97).”
Dua ayat ini seharusnya sudah menjadi
sebuah peringatan yang keras bagi kita sebagai umat Islam Indonesia.
Bahwa apa yang menjadi penyebab dari rentetan bencana di negeri kita
ini bukanlah tanpa sebab. Dua ayat di atas sangat jelas menjelaskan
penyebab utamanya. Tetapi bangsa Indonesia tak menjadikan ayat-ayat
suci itu sebuah peringatan yang sebenarnya sudah terulis dalam Al
Qur’an sejak dulu. Maka turunlah bencana bertubi-tubi melanda negeri
ini. Dari mulai bencana alam hingga bencana wabah penyakit.
Jadi jelas ketiadaan iman dan taqwa
adalah sumber dari segala bencana di negeri ini.Jika disebut tidak
beriman dan tidak bertaqwa mungkin kita akan segera menyangkal hal itu.
Agar lebih jelas lagi, berikut akan dijelaskan 15 perkara penyebab
datangnya bencana di Indonesia itu.
Dari Ali Bin Abi Tholib bahwa
Rosululloh bersabda :”Bila umatku sudah melaksanakan 15 perkara maka
bencana sudah pasti terjadi, yaitu:
1. Bila kekuasaan sudah dijadikan alat bisnis. (barang negara sudah diakui/dimiliki oleh orang-orang tertentu
Di Indonesia hal ini sudah menjadi
rahasia umum. Orang-orang yang berebut untuk menjadi penguasa,lalu
setelah berkuasa mereka sibuk untuk mengembalikan modal mereka ketika
berkampanye. Program-program yang hanya menguntungkan kalangan-kalangan
pebisnis saja karena penguasa itu selalu mengadakan kerjasama dengan
mereka.
2. Barang amanat jadi Ganimah (temuan)
Bila amanah / titipan di anggap menjadi
milik yang mengemban amanah itu, lalu ia menggunakan amanah/titipan itu
seenaknya seolah titipan itu milik dia. Seperi para pemimpin yang
mengemban amanah SDA misalnya, tapi mereka malah menjual atau
menggadaikan kekayaan alam dan aset-aset tersebut untuk kepentingan
pribadi atau kelompoknya.
3. Mengeluarkan zakat dianggap musibah bagi sikaya
Zakat yang seharusnya menjadi pembersih
harta malah di anggap sebagai kerugian ketika mengeluarkannya. Makanya
banyak orang-orang kaya yang menjadi kikir disebabkan itu.
4. Suami sudah tunduk patuh terhadap istrinya untuk mengerjakan sesuatu yang keluar dari syariat (ajaran islam)
5. Anak menyakiti kedua orang tuanya sementara kepada temannya berlaku baik
6. Terjadi permusuhan caci-mencaci antara jamaah mesjid karena perbedaan masalah/pendapat yang bukan prinsip yang mereka pegang
7. Di antara yang menjadi pemimpin umat, baik yang memimpin masyarakat atau agama bukan dari keturunan yang baik-baik
8. Seseorang memuliakan seseorang karena takut kejelekannya bukan karena wibawa atau karena akhlak dan ilmunya.
9. Orang mabuk dan maksiat sudah terlihat di mana-mana.
10. Seorang pria sudah senang memakai pakaian yang biasanya dipakai wanita dan sebaliknya.
11. Kedua orang tua diperlakukan seperti pembantu di dalam rumah tangga.
12. Sarana untuk maksiat tersebar di mana-mana, seperti bar, kasino, diskotik dan warung remang-remang.
13. Ketika Penari telah menghiasi pemandangan manusia.
Dancing, dugem dan hiburan yang berbau
pornografi dan pornoaksi sudah dianggap kesenian belaka bahkan hiburan
yang baik. Penyanyi dangdut dengan tarian erotis seperti striptis dan
pakaiannya yang menjaja aurat.
14. Bila umat akhir zaman sekarang ini sudah mencaci-maki dan tidak menghiraukan pendapat-pendapat mereka (para ulama)
15. Bila umat akhir zaman semuanya sudah ingin berlomba-lomba menjadi seorang selebritis/penyanyi yang terkenal.”Saudaraku…..Begitulah perkataan Rosullulloh 1400 tahun silam. Tidakah kita melihatnya hari ini? Atau malah mata kita telah di kelilingi dengan 15 perkara tersebut?
Maka bencana apalagi yang akan datang merajam bangsa ini, ketika negeri ini telah menyempurnakan semua perkara itu?
Mari kita sama-sama renungi diri kita,
agar kita tidak menjadi penyebab datangnya bencana itu dan agar kita
menjadi manusia yang senantias beramar ma’ruf nahyi munkar.
Wallohualam bishowab
Tidak ada komentar:
Posting Komentar