Bukan hanya pertambangan saja yang bisa
eksploitasi di sana, tetapi juga sektor pertanian dan perikanan, hanya
saja sektor pertanian belum maksimal, terlihat dari perbandingan
besarnya luas lahan dan lahan yang telah digunakan untuk pertanian.
Dari seluruh luas lahan yang ada, baru 25% yang digunakan untuk usaha
pertanian.
Provinsi ini memiliki lahan sawah beririgasi teknis seluas 2.743 ha,
sementara sawah yang teririgasi non teknis seluas 3.844 ha. Sawah-sawah
inilah yang pada tahun 2006 menghasilkan 16.507 ton padi. Terdiri atas
9.073 ton padi sawah dan 7.434 ton padi ladang. Dibandingkan dua tahun
terakhir, produktifitas padi yang dicapai menurun. Pada 2004, produksi
padi mencapai 18.764 ton sementara pada2005 mencapai 19.027 ton. Di
tahun 2005 ini pula berhasil dipanen 26.184 ton palawija, 4.968
hortikultura, dan 1.389 sayur-mayur.
Di kepulauan ini juga terdapat hutan seluas 657.510 ha. Sesuai Surat
Keputusan Menteri Kehutanan Republik Indonesia Nomor 357/Menhut-II
2004, hutan ini terdiri atas 466.090 ha hutan produksi, 156.730 ha
hutan lindung, dan 34.690 ha hutan konservasi. Kawasan-kawasan hutan
tersebut tersebar dalam 60 kelompok register kawasan hutan, sedangkan
pada zaman Belanda batas-batasnya telah ditata secara definitif.
Provinsi ini juga memiliki potensi perikanan laut yang cukup besar.
Selain potensi perikanan tangkap potensi perikanan budidaya, baik
budidaya ikan air payau maupun ikan air tawar, layak dikembangkan. Per
tahun, potensi kelautan dan perikanan provinsi ini mencapai 499.500 ton
perikanan tangkap dengan nilai Rp2.497.500.000,- dan 1.316.000 ton
perikanan budidaya dengan nilai Rp245.160.000.000,-.
Perkebunan memiliki arti strategis untuk menunjang perekonomian dan
kesejahteraan masyarakat. Komoditas unggulan perkebunan rakyat yang
telah di tekuni berabad-abad secara turun-temurun adalah lada dan
karet. Sedangkan kelapa sawit merupakan komoditas baru dan banyak
diusahakan oleh perusahaan besar swasta. Bangka Belitung merupakan
daerah penghasil dan pengekspor lada putih yang sejak dulu terkenal
dengan nama muntok white pepper.
Dari semuanya, bijih timah adalah sumberdaya alam yang paling
bernilai di provinsi ini, bahkan memberikan kontribusi yang cukup besar
dalam pembangunan nasional. Di sini terdapat satu BUMN yang menambang
bijih timah, PT Timah Tbk, dan satu perusahaan asing, PT Koba Tin. Luas
area Kuasa Pertambangan (KP) PT Timah Tbk di darat sekitar 360.000 ha
atau ± 35% dari luas daratan Pulau Bangka. BUMN ini juga memiliki
areal KP darat di Pulau Belitung seluas 126.455 ha atau ± 30% dari
luas daratan Pulau Belitung. Untuk PT Koba Tin, diberikan sekitar
41.000 ha. Di luar area kuasa pertambangan PT Timah Tbk dan kontrak
karya (KK) PT Koba Tin, kegiatan penambangan juga diusahakan oleh
pengusaha tambang inkonvensional dan masyarakat secara tradisional yang
juga memberikan nilai ekonomi masyarakat Kepulauan Bangka Belitung.
Secara total, produksi bijih timah pada 2005 mencapai 42.615,22 ton
Sn dan logam timah 41.789 metric Sn. Darat di Pulau Belitung seluas
126,445 ha atau 30% dan luas daratan Pulau Belitung. Untuk PT Koba Tin,
diberikan sekitar 41.000 ha, Di luar area kuasa pertambangan PT Timah
Tbk dan kontrak karya (KK) PT Koba Tin, kegiatan penambangan juga
diusahakan oleh pengusaha tambang inkonvensional dan masyarakat secara
tradisional yang juga memberikan nilai ekonomi masyarakat Kepulauan
Bangka Belitung.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar