Rabu, 06 Juli 2011

INI BUKTI MEMPERJUANGKAN LISTRIK DI BABEL

Giliran Kampak Desak PLN
  • Atasi Segera Krisis Listrik
  • Juga Pertanyakan Proyek Multiyears
edisi: 05/Nov/2009 wib
Zulkodri
MINIATUR LINTAS TIMUR - Koordinator Aksi, Kurniawan menghadiahi miniatur jalan lintas timur dan sebuah petasan berukuran segenggam tangan orang dewasa kepada Sekda Babel, Imam Mardi Nugroho sebagai simbol mempertanyakan program multiyears yang dirasa belum mendesak dibangun di tengah masalah listrik di Babel yang belum selesai, Rabu (4/11).
PANGKALPINANG, BANGKA POS - Pihak PT PLN (Persero) Wilayah Babel akhirnya menandatangani kesepakatan bersama yang menyatakan bahwa Babel dalam kondisi krisis listrik.
Sikap yang tertuang dalam sebuah kesepakatan ini penting sebagai langkah serius PLN mengatasi kekurangan daya listrik di daerah ini.

Kesepakatan itu akan diteruskan pihak eksekutif langsung ke Presiden SBY dengan tembusan Menteri ESDM dan Dirjen LPE, dengan harapan Babel mendapat bantuan untuk mengatasi kekurangan daya listrik.

Kesepakatan itu ditandatangani oleh PLN wilayah Babel diwakili Deputi Manajer Humas Edwin Aldrin, DPRD Babel diwakili Ismiryadi, dan Ketua LSM Kampak Babel Kurniawan di gedung DPRD Babel, Rabu (4/11).
Puluhan anggota LSM yang tergabung dalam Kampak, kemarin menggelar unjuk rasa meminta ketegasan dan keseriusan PLN dan Pemerintah mengatasi permasalahan listrik di Babel.

Kurniawan yang menjadi koordinator unjuk rasa menegaskan, apa yang telah disepakati tersebut hendaknya dapat dilaksanakan oleh PLN dengan baik. Pernyataan sikap tersebut, sebagai bukti awal keseriusan PLN mengatasi krisis listrik.

“Untuk saat ini kita cukup puas dengan keseriusan PLN menandatangani pernyataan sikap krisi listrik di babel. Kita berikan kesempatan untuk mereka membenahi permasalahan yang mereka hadapi dulu lah,” ujar Kurniawan seraya menyatakan Kampak akan terus memantau kinerja PLN sampai permasalahan listrik benar-benar teratasi.

Orasi demi orasi terus mengalir lantang dan tegas dari Kurniawan. Kampak meminta kehadiran Gubernur, General Manager PLN Babel Oman Sumantri, dan Kajati. Namun setelah ditunggu cukup lama, yang datang hanya Sekda Imam Mardi Nugroho, sementara di pihak PLN diwakili Deputi Manajer Humas Edwin Aldrin. Sempat terjadi ketegangan dimana perwakilan eksekutif semula hanya menghadirkan kadistamben, yang langsung ditolak oleh para pengunjuk rasa.

“Kalau mereka tidak hadir berarti jelas bahwa mereka benar-benar tidak becus menjalankan pemerintahan ini,” ujarnya.

Kampak mempertanyakan pemadaman listrik yang sempai saat ini semakin intens. Sementara jawaban yang diberikan PLN wilayah Babel belum memuaskan masyarakat. Kampak mendesak sikap tegas PLN mengenai status listrik di Babel.

Selain menyangkut listrik, Kampak juga mempertanyakan soal penggunaan APBD Babel untuk beberapa proyek multiyears di antaranya jalan lintas timur, RSUD provinsi, proyek perluasan kantor Gubernur, serta pesta kembang api dalam rangka menyambut Babel Archi 2010. Kampak menilai penggunaan anggaran itu tidak memihak kepentingan masyarakat banyak yang ekonominya sedang terhimpit, serta kekurangan listrik.

Dalam aksinya, Kampak juga mendukung upaya mengakhiri segera polemik yang terjadi antara KPK dan Polri karena akan menimbulkan krisis kepercayaan dan gejolak sosial dari pusat sampai daerah.

Di sela unjuk rasa, Kurniawan sempat melakukan komunikasi dengan GM PLN Oman Sumantri melalui handphone dengan loudspeaker dan didengar langsung oleh para pengunjuk rasa.

Dalam komunikasi singkat tersebut, Oman Sumantri menyatakan bahwa dirinya sedang melakukan tugas luar dan sudah mengirim perwakilannya dimana keputusan perwakilan tersebut sama dengan keputusan dirinya.
Selanjutnya aksi unjuk rasa dilanjutkan dengan dialog bersama antara perwakilan eksekutif Sekda Babel, perwakilan PLN Edwin Aldrin yang difasilitasi oleh anggota DPRD dipimpin Ismiryadi.

Dalam dialog, Edwin Aldrin mengakui sampai saat ini, masih kekurangan daya. Dirinya menganalogikan kalau kebutuhan Babel ada 12 truk, yang ada sekarang adalah 10 truk dimana dari 10 truk tersebut lima truk sudah tua umurnya.

“Sepuluh sehat saja kita sudah kewalahan. Memang seyogyanya dilakukan investasi pengadaan baru, tetapi kita terbentur dengan dana dan aturan dimana kita hanya unit bisnis pelaksanaan. Tetapi UU kelistrikan yang baru nomor 30 itu menyatakan bahwa sekarang ini maslah listrik bukan lagi monopoli PLN, tetapi sampai sekarang UU tersebut kita belum tahu jelas, bahkan PPNya saja belum ada seperti yang dikatakan pak Noor Nedi kepala distamben,” papar Edwin.

Makanya, PLN untuk jangka pendek akan menyewa mesin diesel, dan upaya ini sedang dilakukan GM PLN. Sedangkan untuk jangka panjang, PLN juga akan melakukan sistem sewa dengan bantuan Pemprov Babel untuk ranting Toboali 5 MW, Mentok 5 MW, sedangkan Koba dan Pangkalpinang sama-sama 10 MW, serta pembangunan PLTS.

“Sebenarnya ada solusi dimana kalau masyarakat mau mengurangi daya sebanyak 50 watt setiap hari, dengan tidak menyalakan lampu kamar tidur kalau tidak dipergunakan. Kamar mandi, dan yang dinilai mubazir dalam artian hemat listrik. Kita pikir hal itu juga dapat mengurangi beban mesin kita,” ujar Edwin sembari menegaskan mengenai status krisis listrik bukan wewenang PLN wilayah, tetapi Dirjen LPE.

Pernyataan itu langsung disambut dengan pertanyaan dari LSM Kampak yang menyatakan kalau tidak krisis kenapa masih banyak pemadaman, bahkan daftar tunggu untuk penyambungan listrik baru sekarang ini sudah membludak. Hal itu menurut Kampak juga bisa dijadikan indikator bahwa Babel sedang krisis listrik.
Anggota DPRD Babel Andri Jaya menimpali bahwa selama ini PLN kurang transparan karena untuk pemasangan baru tidak ada, tetapi kalau multiguna ada. Ia menilai PLN pilih kasih.

“Benar itu, kita lihat ruko yang berderet baru, dibangun tiba-tiba ada listrik, kita tidak tahu kenapa, apakah pakai multiguna atau apa, betul tidak kawan-kawan,” kata Kurniawan yang juga meminta pihak PLN segera menegaskan bahwa Babel mengalami krisis listrik agar Babel mendapat bantuan listrik dari pusat seperti di Riau dan daerah Sumatera..

Tidak ada komentar: